Rabu, 23 Mei 2012

Dibalik Vitamin A

Masalah Kekurangan Vitamin A


 

Salah satu masalah gizi pada anak yang perlu mendapat perhatian adalah defisiensi atau kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A ini merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Selain itu, seringkali ditemukan jika anak menderita kekurangan kalori protein (KKP), maka anak itu juga sekaligus menderita kekurangan vitamin A.

Vitamin  A merupakan suatu zat organik yang digunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan epitel selaput lendir, ketajaman penglihatan dan pencegahan terjadinya infeksi. Vitamin A berperan dalam penglihatan membuat kita bisa melihat dalam cahaya redup, dan juga turut berperan memberi kekebalan tubuh.

Manfaat Vitamin A

Vitamin A memegang peranan penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan, metabolisme umum dan proses reproduksi, membantu melindungi tubuh terhadap kanker.

Untuk kesehatan jaringan tubuh, vitamin A mempercepat proses penyembuhan luka. Dalam kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan epitelial, vitamin A mempertahankan kesehatan dan struktur kulit, rambut dan gigi. Beberapa penyakit kulit seperti jerawat dan psoriasis adalah sebagai akibat kekurangan vitamin A.

Selanjutnya juga diketahui peranan vitamin A sebagai antioxidant, yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan aktivitas sel pembunuh kuman (natural killer cell), memproduksi limfosit, fagositis dan antibody. Bahkan kegunaan vitamin A termasuk memperkuat kekebalan selular (sistem sel) yang menghancurkan sel kanker.

Selain itu vitamin A mencegah dan memperbaiki penciutan kelenjar timus (kelenjar utama yang berperan dalam sistem imun) yang terjadi sebagai akibat stress kronis. Fungsi tubuh lain yang dibantu oleh vitamin A antara lain adalah reproduksi, pembuatan dan aktivitas hormon adrenalin, pembuatan dan aktivitas hormon tyroid, mempertahankan struktur dan fungsi sel-sel saraf, menjaga kekebalan tubuh pada umumnya, serta memperbarui sel jaringan tubuh.

Manfaat vitamin A dalam tubuh mencakup 3 golongan besar yaitu :

a. Fungsi yang berkaitan dengan penglihatan
Vitamin A berperan sebagai retina (Retinene) yang merupakan komponen dari zat penglihatan Rhodopsin (zat yang dapat menerima rangsangan cahaya dan merubah energi cahaya menjadi energi biolistrik yang merangsang penglihatan).

b. Fungsi dalam metabolisme umum berkaitan dengan metabolisme protein
1. Integritas epitel
Pada defisisensi vitamin A terjadi gangguan struktur maupun fungsi epithelium, terutama yang berasal dari ektoderm. Epitel kulit menebal dan terjadi hyperkeratosis.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pertumbuhan. Ini terjadi karena masalah dalam sintesa protein yaitu adanya hambatan absorbsi vitamin A dan karotin dikarenakan makanan yang rendah dalam kandungan lemak dan protein yang diperlukannya untuk metabolisme protein. Balita yang kekurangan vitamin A pertumbuhannya akan terganggu, balita terlihat kerdil dan kurus, juga mudah terserang penyakit seperti diare, campak, dan lain-lain.
3. Permeabilitas membran
Vitamin A berperan dalam mengatur permeabilitas membran maupun membran dari sub organik selular. Melalui pengaturan permeabilitas membrane sel vitamin A konsentrasi zat-zat gizi dalam sel yang dipergunakan untuk metabolisme sel.
4. Pertumbuhan gigi
Amenoblas yang membentuk email gigi sangat dipengaruhi oleh vitamin A.
5. Produksi hormone steroid
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pada sintesa hormon-hormon steroid.

c. Fungsi dalam proses reproduksi

Pada percobaan, defisiensi vitamin A dapat mengakibatkan kemandulan, pada percobaan in vitro dengan pemeliharaan jaringan ovaria dan testis terjadi hambatan perkembangan sel reproduksi. Sel ootid tidak padat berkembang menjadi sel ovum dan sel spermatid juga berkembang lebih jauh menjadi spermatozoa, sel tersebut berhenti berkembang dan menunjukkan degenerasi, kemudian diresorpsi.

Wanita yang kekurangan vitamin A mampu hamil, tetapi dengan resiko mudah terjadi keguguran dan kesulitan dalam melahirkan.

Faktor Penyebab Kekurangan Vitamin A

Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam hubungan yang kompleks seperti halnya dengan masalah kekurangan kalori protein (KKP). Makanan yang rendah dalam vitamin A biasanya juga rendah dalam protein, lemak dan hubungannya antara hal-hal ini merupakan faktor penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.

Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang banyak, kurangnya pengetahuan orangtua tentang peran vitamin A dan kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada pangan yang tidak difortifikasi.

Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap lemak dan vitamin  yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A. Penyakit tersebut adalah:
- Penyakit seliak,
- Fibrosa kistik,
- Penyumbatan saluran empedu.

Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek kekurangan vitamin A. Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kekurangan vitamin A , karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.

Gejala-gejala kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gejala yang sering mendapat perhatian adalah gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya gangguan kesehatan lainnya dapat juga diidentifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin A.

Berikut adalah gejala dan tanda kekurangan vitamin A:
  • Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan yang permanen.
  • Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.
  • Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
  • Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan kemungkinan terkena infeksi.
  • Beberapa penderita mengalami anemia.
  • Kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
  • Rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.
  • Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Pencegahan dan Pengobatan

Fortifikasi (penambahan zat gizi) vitamin A pada pangan merupakan solusi untuk mengatasi kekurangan vitamin A. Dengan fortifikasi, kandungan vitamin A suatu makanan bisa lebih tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan seseorang.

Dalam makanan sumber hewani biasanya terdapat dalam bentuk retinol, yaitu bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif.

Vitamin  A banyak terdapat pada pepaya, labu, wortel, daun singkong, ubi jalar merah, daging ayam, hati, telur, minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan margarin yang telah diperkaya dengan vitamin A. Provitamin A dapat diperoleh dari sayur-sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau merah serta minyak kelapa.

Sedangkan pangan yang rendah vitamin A antara lain ikan, susu, jagung, terung, buncis, pisang, semangka, apel, alpukat, belimbing.

Pemberian minyak kelapa sawit +/- 4 cc sehari pada anak-anak balita; terlihat bahwa frequensi deficiency vitamin A menurun dan serum vitamin A meningkat dengan nyata.

Vitamin  A tahan terhadap panas cahaya dan alkali tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Pada cara memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin A, begitu juga oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.

Kelebihan Vitamin A

Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunan, baik itu terjadi pada satu kali pemberian (keracunan akut) ataupun dalam jangka waktu lama (keracunan kronis).

Keracunan akut terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A (misalnya hati beruang kutub atau hati anjing laut) secara berlebihan atau mengkonsumsi suplemen vitamin A secara berlebihan, gejalanya antara lain mudah ngantuk, mudah tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam beberapa jam setelah memakannya.

Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan akibat mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10 kali dosis harian yang dianjurkan) selama berbulan-bulan. Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.

Gejala awal dari keracunan kronis adalah:
  • rambut yang jarang dan kasar,
  • kerontokan pada sebagian bulu mata,
  • bibir yang pecah-pecah,
  • kulit yang kering dan kasar.
Tanda-tanda jika kekurangan vitamin A terus berlanjut:
  • Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi kemudian.
  • Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi sering terjadi, terutama pada anak-anak.
  • Hati dan limfa dapat membesar.
  • Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotretinoin (vitamin A buatan yang digunakan untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat lahir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar